Nyepi merupakan salah satu hari
raya agama Hindhu yang dilaksanakan setiap satu tahun. Waktunya bersamaan
dengan pergantian tahun Saka setiap tanggal 1 bulan Waisak tahun Saka atau
tahun baru Saka. Seperti layaknya hari
raya agama lain, rangkaian kegiatan pun mewarnai jalannya prosesi mulai dari
sebelum, ketika hingga sesudah perayaan hari Nyepi. Setiap kegiatan tersebut
pasti memiliki makna yang baik. Misalnya memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa
untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana
Agung/macrocosmos (alam semesta).
Di Indonesia, perayaan Nyepi
dilakukan di Bali yang mayoritas penduduknya adalah penganut agama Hindhu. Namun
demikian, di daerah lain pun juga terasa atmosfer Nyepi. Di Jogja misalnya, terdapat
pernak-pernik khas hari raya Nyepi, seperti pawai Ogoh-ogoh, tari-tarian, dll.
Selain itu ucapan “Selamat Hari Raya Nyepi” pun juga mengalir dari berbagai
kalangan; sesama umat Hindhu maupun di luar Hindhu.
Terkait ucapan “Selamat Hari Raya
Nyepi”, terdapat dua macam kelompok dalam menanggapi hari Nyepi. Pertama,
mereka yang tidak mau mengucapkan dan melarang. Kedua, mereka yang mengucapkan.
Pertama, mereka yang tidak mau
mengucapkan. Kelompok ini beralasan bahwa hari raya Nyepi itu bukan termasuk hari
raya agamanya. Apabila kelompok ini mengucapkan, mereka takut merusak akidah
dan termasuk dalam golongan yang mereka anggap “kafir”. Bahkan kelompok ini
menyatakan secara terang-terangan bahwa mengucapkan selamat hari raya kepada
agama lain adalah haram hukumnya. Ya, kelompok ini sangat kaku.
Kedua, mereka yang mengucapkan.
Meskipun berbeda dalam agama, kelompok ini turut mengucapkan “selamat” sebagai
bentuk toleransi antar umat beragama. Mereka beranggapan bahwa ucapan tersebut
sekedar konteks kultural budaya sebagai refleksi persahabatan dan tidak
berpengaruh terhadap akidah. Kelompok ini juga mengatakan bahwa setiap agama
pasti tidak picik dan melarang sesuatu demi kepentingan manusia dalam kehidupan
sosial.
Termasuk yang manakah Anda? Silahkan...
Kalau saya termasuk yang nomer
dua. Mengapa? Karena setiap Hari Raya dan Hari Besar Islam, teman-teman saya
yang berbeda agama selalu mengucapkan “Selamat” kepada saya dan turut merasa
bahagia bahkan membantu beberapa kegiatan keagamaan.
Terlepas dari setuju atau tidak, saya
mengucapkan Selamat Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Saka 1937 bagi yang
menjalankan. Semoga dalam keheningan itu terdapat kebaikan untuk semua. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar