Indonesia adalah negeri dengan berjuta kekayaan yang melimpah dari ujung ke
ujung yang lain. Kekayaan itu sudah menjadi buah bibir sampai ke negeri orang.
Bahkan di semua negeri orang. Ada yang mengatakan bahwa tanah Indonesia adalah
tanah surga dan tongkat kayu jadi tanaman. Artinya bahwa segala benda atau
sesuatu yang tadinya tidak bernilai seperti tongkat dan kayu apabila ditanam di
tanah Indonesia akan menjadi sesuatu yang bernilai.
Selain
kekayaan sumber daya alam yang tak diragukan lagi, Indonesia juga kaya akan
sumber daya manusianya. Memiliki jumlah penduduk sekitar dua ratus lima puluh
juta jiwa dan merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia.
Sejalan dengan penduduk yang banyak, negara ini memiliki banyak orang-orang
yang pintar. Banyak orang-orang pintar Indonesia yang berhasil menemukan
teknologi modern; seperti pesawat yang diakui oleh dunia. Selain itu,
orang-orang yang pintar akan mendapat posisi yang baik dalam perusahaan swasta
maupun nasional. Tak sedikit pula orang pintar yang menjadi petinggi dan
pemimpin birokrasi dari tingkat bawah sampai tingkat yang paling tinggi. Dengan
bermodalkan sumber daya manusia yang demikian, seharusnya Indonesia dapat
menjadi negara yang pantas disejajarkan dengan negara-negara maju di Asia
bahkan dunia.
Apabila
kita melihat media massa baik elektronik maupun cetak, kita akan dibuat
berhenti sejenak untuk mengerutkan dahi. Betapa tidak, berita tersebut memuat
tentang maraknya kasus kejahatan, kolusi, nepotisme, dan korupsi yang tidak
lain dilakukan oleh birokrat yang notabennya adalah orang-orang yang kita
katakan pintar tadi.
Lain halnya dengan orang yang biasa-biasa saja namun
jujur. Kalau orang biasa, apa yang mau dikorupsi? Orang makan sehari-hari aja
susah. Kalau orang jujur, pasti mereka akan berpikir berkali-kali jika ingin
berbohong. Hati mereka pasti bergejolak dengan berbagai pertimbangan sosial,
kepercayaan maupun agama.
Mengapa orang sepintar mereka melakukan
hal yang demikian?
Apa yang salah?
Apakah penanaman karakternya? atau
memang sudah wataknya?
Padahal sifat jujur adalah termasuk
dalam pendidikan karakter.
Apakah hal ini lah yang menyebabkan
negeri ini tak kunjung maju?
Ironi negeri ini...
Saran penulis adalah pendidikan karakter dimulai sejak
dini. Mendidik anak menjadi pintar saja tidak cukup. Tetapi harus diimbangai
dengan karakter yang baik; jujur. Dengan demikian, bukan mustahil negeri ini
akan menjadi negeri yang maju. Hidup Indonesia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar