Minggu, 15 Maret 2015

Negara Ini Tidak Kurang Orang Pintar, tetapi Kurang Orang Jujur


Indonesia adalah negeri dengan berjuta kekayaan yang melimpah dari ujung ke ujung yang lain. Kekayaan itu sudah menjadi buah bibir sampai ke negeri orang. Bahkan di semua negeri orang. Ada yang mengatakan bahwa tanah Indonesia adalah tanah surga dan tongkat kayu jadi tanaman. Artinya bahwa segala benda atau sesuatu yang tadinya tidak bernilai seperti tongkat dan kayu apabila ditanam di tanah Indonesia akan menjadi sesuatu yang bernilai.    

           Selain kekayaan sumber daya alam yang tak diragukan lagi, Indonesia juga kaya akan sumber daya manusianya. Memiliki jumlah penduduk sekitar dua ratus lima puluh juta jiwa dan merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Sejalan dengan penduduk yang banyak, negara ini memiliki banyak orang-orang yang pintar. Banyak orang-orang pintar Indonesia yang berhasil menemukan teknologi modern; seperti pesawat yang diakui oleh dunia. Selain itu, orang-orang yang pintar akan mendapat posisi yang baik dalam perusahaan swasta maupun nasional. Tak sedikit pula orang pintar yang menjadi petinggi dan pemimpin birokrasi dari tingkat bawah sampai tingkat yang paling tinggi. Dengan bermodalkan sumber daya manusia yang demikian, seharusnya Indonesia dapat menjadi negara yang pantas disejajarkan dengan negara-negara maju di Asia bahkan dunia.  

            Apabila kita melihat media massa baik elektronik maupun cetak, kita akan dibuat berhenti sejenak untuk mengerutkan dahi. Betapa tidak, berita tersebut memuat tentang maraknya kasus kejahatan, kolusi, nepotisme, dan korupsi yang tidak lain dilakukan oleh birokrat yang notabennya adalah orang-orang yang kita katakan pintar tadi.
Lain halnya dengan orang yang biasa-biasa saja namun jujur. Kalau orang biasa, apa yang mau dikorupsi? Orang makan sehari-hari aja susah. Kalau orang jujur, pasti mereka akan berpikir berkali-kali jika ingin berbohong. Hati mereka pasti bergejolak dengan berbagai pertimbangan sosial, kepercayaan maupun agama. 

Mengapa orang sepintar mereka melakukan hal yang demikian?
Apa yang salah?
Apakah penanaman karakternya? atau memang sudah wataknya?
Padahal sifat jujur adalah termasuk dalam pendidikan karakter.
Apakah hal ini lah yang menyebabkan negeri ini tak kunjung maju?
Ironi negeri ini...

Saran penulis adalah pendidikan karakter dimulai sejak dini. Mendidik anak menjadi pintar saja tidak cukup. Tetapi harus diimbangai dengan karakter yang baik; jujur. Dengan demikian, bukan mustahil negeri ini akan menjadi negeri yang maju. Hidup Indonesia!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar