Secara singkat, Syariat, Tarekat, Hakikat, Makrifat adalah sebagai berikut:
- Syariat (Islam) adalah hukum dan aturan (Islam) yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat (Islam) juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian penganut Islam, syariat (Islam) merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini.
- Tarekat berasal dari kata ‘thariqah’ yang artinya ‘jalan’. Jalan yang dimaksud di sini adalah jalan untuk menjadi orang bertaqwa, menjadi orang yang diredhoi Allah s.w.t. Secara praktisnya tarekat adalah kumpulan amalan-amalan lahir dan batin yang bertujuan untuk membawa seseorang untuk menjadi orang bertaqwa.Ada 2 macam tarekat yaitu tarekat wajib dan tarekat sunat.
- tarekat wajib, yaitu amalan-amalan wajib, baik fardhu ain dan fardhu kifayah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. tarekat wajib yang utama adalah mengamalkan rukun Islam. Amalan-amalan wajib ini insya Allah akan membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa yang dipelihara oleh Allah. Paket tarekat wajib ini sudah ditentukan oleh Allah s.w.t melalui Al-Quran dan Al-Hadis. Contoh amalan wajib yang utama adalah shalat, puasa, zakat, haji. Amalan wajib lain antara lain adalah menutup aurat , makan makanan halal dan lain sebagainya.
- tarekat sunat, yaitu kumpulan amalan-amalan sunat dan mubah yang diarahkan sesuai dengan 5 syarat ibadah untuk membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa. Tentu saja orang yang hendak mengamalkan tarekat sunnah hendaklah sudah mengamalkan tarekat wajib. Jadi tarekat sunnah ini adalah tambahan amalan-amalan di atas tarekat wajib. Paket tarekat sunat ini disusun oleh seorang guru mursyid untuk diamalkan oleh murid-murid dan pengikutnya. Isi dari paket tarekat sunat ini tidak tetap, tergantung keadaan zaman tarekat tersebut dan juga keadaan sang murid atau pengikut. Hal-hal yang dapat menjadi isi tarekat sunat ada ribuan jumlahnya, seperti shalat sunat, membaca Al Qur’an, puasa sunat, wirid, zikir dan lain sebagainya.
- Hakikat artinya i`tikad atau kepercayaan sejati (mengenai Tuhan), maka hakikat ini pekerjaan hati. Sehingga tidak ada yang dilihat didengar selain Allah, atau gerak dan diam itu diyakini dalam hati pada hakikatnya adalah kekuasaan Allah. (Abdurrahman Siddik Al Banjari ,1857 kitab Amal Ma`rifat).
- Hakikat; adalah kebenaran, kenyataan (Poerwadarminta,1984) hakekat menyaring dan memusatkan aspek-aspek yang lebih rumit menjadi keterangan yang gamblang dan ringkas, hakikat mengandung pengertian-pengertian kedalam aspek yang penting dan instrinsik dari benda yang dianalisa (Konsep Dasain Interior II, Olih Solihat Karso).
- Hakikat berasal dari kata arab haqqo, yahiqqu, haqiqotan yang berarti kebenaran sedangkan dalam kamus ilmiah disebutkan bahwa hakikat adalah: Yang sebenarnya; sesungguhnya; keadaan yang sebenarnya (Partanto, pius A, M. Dahlan al barry, Kamus Ilmiah Populer, 1994, Arkola, Surabaya).
- Istilah bahasa hakikat berasal dari kata “Al-Haqq”, yang berarti kebenaran. Kalau dikatakan Ilmu Hakikat, berarti ilmu yang digunakan untuk mencari suatu kebenaran.
- Makrifat, Dari segi bahasa Makrifat berasal dari kata arafa, ya’rifu, irfan, ma’rifat yang artinya pengetahuan dan pengalaman. yaitu perpaduan dari syariat-tarikat-hakikat yang nantinya menuju kepada “mengenal Allah dan keilmuan (kunci kode) alam semesta yang termuat dalam Al Quran serta mentaati syariat Rasulullah SAW.”
- Maka, apakah makrifat itu? Makrifat adalah pandai/ mengerti/ paham dan melaksanakan (dengan sempurna). Sayangnya dalam fase ini (makrifat), tidak ada seorang manusia pun yang mampu mendekati makrifat apalagi duduk dalam tahap tersebut. Alasannya mudah saja, karena syarat mutlak makrifat adalah “wahyu.”
- Mengapa harus mendapat wahyu untuk makrifat? secara mudah saja, Makrifat, artinya pengetahuan dan pengalaman, yaitu perpaduan dari syariat-tarikat-hakikat yang nantinya menuju kepada “mengenal Allah dan keilmuan (kunci kode) alam semesta yang termuat dalam Al Quran serta mentaati syariat Rasulullah SAW.” Maka bagaimana akan makrifat bila tanpa wahyu?
- Bagaimana menjadi makrifat? jawabannya adalah: “tidak mungkin.” Kecuali, bila seseorang itu adalah memiliki derajat nabi. Karena, seorang nabi pasti memperoleh wahyu.
sumber: doritegal wordpress
izin copas
BalasHapusuntuk apa di kopas lagian penalarannya salah ,,,lu copas untuk di sebar luaskan bukan...yg ada tambah banyak yg eror n tambah banyak yg ngak paham segala sesuatu jgan di terima bersih di pelajari lah dulu coy
Hapuslha yang bener gimana bang ryco andri...udah samapi ngaji kitab apa...nahwu shorof, jurumuiyah,mriti??..taq tanya udah bisa bahasa arab?kalo udah taq ngaji ke elo aja coy....loe bilang itu salah...berarti elo udah pandai dong tau yg benar....
HapusMan Robbuka, Man kalimah apa hayo,,,?
HapusLalu, alm. Gusdur dan soekarno. Bukannya beliau adalah orang ma'rifat??
BalasHapusKata siapa? Dua2 nya adalah presiden yg dilengserkan. Hehe
HapusKata siapa? Dua2 nya adalah presiden yg dilengserkan. Hehe
HapusKata siapa? Dua2 nya adalah presiden yg dilengserkan. Hehe
HapusBagaimana sesuatu dg mudah dijelaskan tetapi dikatakan tidak mungkin. Mengapa tidak mungkin bagi manusia biasa menerima wahyu? Mengapa menghakimi? Apakah kita sdh membatasi Tuhan sehingga tdk berdaya dan harus mengikuti aturan manusia?
HapusResapi syi'irnya Gus Dur
Hapustdk ad yg tdk mngkin
BalasHapusmaaf ya akhi saya minta tulisannya biar tidak di anggap mencuri, semoga apa yang antum tulis ini bisa bermanfaat bagi kita semua amin.
BalasHapusbisa di maafin
Hapustolong dongdo tambahi n lagi satu .yaitu Manfaat.jika semuanya sudah didpat tapi lo g bermanfaat percuma juga.hehehe
BalasHapustolong dongdo tambahi n lagi satu .yaitu Manfaat.jika semuanya sudah didpat tapi lo g bermanfaat percuma juga.hehehe
BalasHapusHeheheheeh aku malah ra mudeng broooowwww
BalasHapusCoba aja ikut tarekat,tapi harus yg menurut aturan syariat islam jgn yg melenceng dari syariat islam!
HapusHehhehhe
Coba aja ikut tarekat,tapi harus yg menurut aturan syariat islam jgn yg melenceng dari syariat islam!
HapusHehhehhe
ma'rifatnya nabi-nabi / rasul2 'alaihimus salaam wash shalaatu wassalaamu 'alaa sayyidinaa Muhammad, dengan wahyu dan mu'jizat, klo ulamaa' mungkin saja kan ma'rifat, bukankah banyak yang mendapat karomah. kita pun bisa berma'rifat dengan keyakinan kita, senjata kita orang mu'min adalah do'a...klo do'a kita selalu terijabah, mungkin kita sudah ma'rifat
BalasHapusMarifat untuk manusia biasa, kelas rosul mah diatas itu.
BalasHapusBuat apa berpatokan pada wahyu? Sedangkan baginda rasullulah mewariskan al-quran kepada umatnya.
BalasHapusKita cuma bisa mengenal allah, sedangkan rosul sudah sampai tahap bertemu.
adakah rosul kita yang pernah ketemu Allah.. siapa yaaa ?? aku malah belum tau.
HapusBuat apa berpatokan pada wahyu? Sedangkan baginda rasullulah mewariskan al-quran kepada umatnya.
BalasHapusKita cuma bisa mengenal allah, sedangkan rosul sudah sampai tahap bertemu.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKalo menurut saya , jadi muslim syariat aja dulu , klo sdh syariat maka tariqat , hakikat dan makrifat itu akan nyusul dengan sendirinya .
BalasHapusKalau kita hanya berpatokan pada syariat saja kita akan menganggap yang tidak sejalan dengan pemikiran kita adalah sesat. Jadi Harus seimbang diantara unsur ke-4 tersebut.
HapusIya ane setuju bro
HapusKudu belajar sama guru yang bener nih mondok kalau mai dapat nih ilmu ....
BalasHapusKudu belajar sama guru yang bener nih mondok kalau mai dapat nih ilmu ....
BalasHapus"Rasulullah SAW mewariskan dua pusaka kepada umatnya yaitu Alqur'an & hadist yg merupakan wahyu, sebagai pedoman hidup umat islam,
BalasHapusPara sahabat Rasulullah dan para ulama adalah pewaris Nabi yg mampu berma'rifat kepada Allah karena mereka mampu menjalankan ajaran yg mereka pelajari dari Alqur'an & hadist untuk bertaqwa dan mengenal Allah dengan benar.
Makrifat, mengenal Allah secara bener2 yakin, namanya Allah, rumahnya di Arsy, jaraknya 1000th perjalanan dr bumi, at sehari buat malaikat jibril, peta menuju sana adlh Alquran, penunjuk jalan nya mursid, jika sudah sampai ketuk pintunya tanya dan pastikan namanya Allah, jika ia jawab ia berarti itu zAllah..
BalasHapusAp itu zallah?
HapusTaqwA saja ga usah mikirin ma'rifat ato ga, hanya Alloh yang Maha Tahu maka berserAhlah
BalasHapusterimakasih dengan penjelasanya
BalasHapusBELAJARLAH SYARIAT DG BAIK DAN BENAR LANJUTKAN DG TAREKAT SECARA KONTINUE DAN LAKASANAKAN TAREKAT DG LURUS.JANGAN TINGGALKAN SYAREAT KALAU PERLU LAKUKAN SECARA BERSAMA SAMA...!!INSYAALLAH ADA BUAHNYA...
BalasHapusBELAJARLAH SYARIAT DG BAIK DAN BENAR LANJUTKAN DG TAREKAT SECARA KONTINUE DAN LAKASANAKAN TAREKAT DG LURUS.JANGAN TINGGALKAN SYAREAT KALAU PERLU LAKUKAN SECARA BERSAMA SAMA...!!INSYAALLAH ADA BUAHNYA...
BalasHapusLakukan syareat brbarengan dg tarekat dan hakekat.
BalasHapusLakukan syareat brbarengan dg tarekat dan hakekat.
BalasHapusJgn saling merasa benar, blm tentu yg salah pada akhirnya bisa berubah, dan sebaliknya tanyakan pada hati nurani masing2, hargai pendapat visi dan misinya orang lain, huallahua'lam
BalasHapusTarekat Tampa syariat x akan berlaku, hakikat tanpa tarekat x akan sampai,makrifat tampa hakekat sesat menyesatkan.
BalasHapusHidup adalah perjalanan seperti mana kita dilahirkan dgn tidak tahu apa-apa, sehingga mengenal. Logik akal diberi pilihan antara salah satu yg baik atau buruk. Tetapi hakikat tetap berjalan seperti yg ditetapkan di atas pilihan tadi. Pilihan hanya logik akal. Setelah memilih baru hakikat sebenar dan secara automatik syariat dan tarekat akan bersama diatas pilihan dan menjadi hakikat sebenar. Dan bila mengenal hakikat sebenar benarnya, makrifat akan dtg dlm hati dgn penuh yakin tampa ada rasa.
Maaf sekiranya coretan ini tidak sampai pada kefahaman anda semua.
Kita sekarang ini pada dasarnya ada di alam syariat..kita jalani syariat kita dengan sungguh-sungguh. Sudahkah kita menjalankan syariat dengan benar? ! Salah satunya adalah "perbaiki" sholat kita dulu. Bila semua urusan ingin beres,maka sholat nya dulu yang harus beres. Kalau sholatnya sudah beres, maka semua urusannya pun akan beres.
BalasHapusKema'rifat an kita sebenarnya sudah diawali saat kita berada di alam rahim, ketika Ruh ditiup saat kandungan berusia 4 bulan, disaat itu sudah jelas bahwa kita mengakui tentang Ke Esa an Tuhan. Namun setelah lahir, manusia mendapatkan pengajaran sesuai dengan apa yang diajarkam\diberikan orang tuanya.
Wallohualambissawab
Sungguh bermanfaat ilmu yang anda share mas,tapi mohon di cek lagi hal yang berkaitan dengan wahyu. Sepemahaman saya, Wahyu itu bukan hanya milik nabi mas. Gusti Allah memberikan wahyu kepada siapa yang Ia kehendaki.
BalasHapus“Dan Rabb-mu telah mewahyukan kepada lebah, “Buatlah rumah-rumah di bukit-bukit dan pada pohon-pohon dan pada tempat-tempat yang mereka (manusia) buat.” (QS. An-Nahl : 68).
Matur Suwun.
wah sangat bermanfaat. terima kasih. saya minta tulisan nya ya akhi. sekali lagi terima kasih.
BalasHapuswah sangat bermanfaat. terima kasih. saya minta tulisan nya ya akhi. sekali lagi terima kasih.
BalasHapushttps://m.youtube.com/watch?v=fhWp8od-MLk
BalasHapusBiuh sdh sejauh ini ternyata pengetahuan saudaraku,semoga bermanfaat untuk sesama....
BalasHapusAmiin
BalasHapusAmiin
BalasHapusagama itu bukan untuk diperdebatkan tpi diyakini,,,kalau kita saling berdebat tentang apa yang ada diagama gak bakakan ada ujungnya karena setiap orang punya persepsi sendiri-sendiri...lebih baik kita tekuni apa yang kita percayai saja toh ujung" nya kita juga menyembah tuhan kan,,dan jangan selalu merasa paling benar dan salah karena yang mengetahui kebenaran sesunguhnya hanya gusti Alloh.
BalasHapus