Selasa, 27 November 2012

Wali 9: Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim (w. 1419 M/882 H) adalah nama salah seorang Wali songo, yang dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Ia dimakamkan di desa Gapurosukolilo, kota Gresik, Jawa Timur.

Asal Usul
Maulana Malik Ibrahim adalah salah satu dari kesembilan sunan-sunan. Dia putra dari Barebat Zainul Alam, purta dari Jamaliddin Akbar Al Husain, putra dari Imam ahmad Syah. Yang lahirnya di negeri Campa Kamboja, maka dari itu kemungkinan ibu Maulana Malik Ibrahim bukan putri seorang raja India yang telah melahirkan dua putra laki-laki itu. Tetapi kemungkina sekali Barebat Zainul Alam meninah lagi dengan wanita Campa yang melahirkan Maulana Malik Ibrahim.

Setelah Maulana Malik Ibrahi sudah dewasa, ia di perintahkan oleh ayahnya untuk menyebarkan agama islam ke negeri selatan. Pada tahun 1379 M Maulana Malik Ibrahim dan rombongannya berangkat dan meninggalkan campa. Pada tahun 1390 sampailah ke tanah jawa yang langsung bertempat di Gresik, jawa timur.


Menurut buku yang dipegang oleh juru kunci makam Maulana Malik Ibrahim, di ceritakan bahwa kedatangan rombongan yang dipimpin oleh Mailana Malik Ibrahim ke gresik pada tahun 801 H tepatnya pada tahun 1390 M. Dan di situlah membuka took. Dan menurut A. Wahib Tamin, rombongan dakwah yang dipimpin Maulana Malik Ibrahim itu beranggota 40 orang dan di dalamnya termasuk seorang utusan raja cermin. (Dalam banyak sumber yang mengatakan bahwa cermin bukan seorang utusan dari raja, akan tetapi dia sendirilah Raja cermin).

Memang nasab nya Maulana Malik Ibrahim termasuk para tokoh pejuang islam, sebagai mubaligh yang menyiarkan Agama Islam baik di daerahnya maupun hingga meluas ke daerah lain, bahkan keluar negeri jauh dirantau orang. Itulah asal usul nasab Maulana Malik Ibrahim adalah tokoh-tokoh yang benar-benar sebagai mujahid dakwah.

Silsilah
Menurut beberapa sumber yang dapat dipercaya, silsilah Maulana Malik Ibrahim sampai kepada Zainal ‘Abidin bin Sayyidina Husain bin sayyidina Ali bin Abi Tholib. Dengan demikian Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan Rasulallah saw, karena Ali bin Abi Tholib ra. Adalah suami dari Sayyidatina Fathimah putri Rasulallah saw. Yang kemudian menurunkan Sayyidina husein. Adapun lengkapnya silsilah itu ialah sebagai berikut;

1. Ali bin Abi Thalib ra, memperistri Fathimahtuz Zahra.
2. Berputra Sayyid Husein.
3. Berputra Sayyid Ali Zainal ‘Abidin.
4. Berputra Sayyid Muhammad baqir.
5. Berputra Sayyid Ja’far Ash Shidiq.
6. Berputra Sayyid Muhammad Ali Al Uraidi.
7. Berputra Syeikh Isa Al Bashri.
8. Berputra Syeikh Ahmad Al Muhajir.
9. Berputra Syeikh ‘Ubaidillah.
10. Berputra Syeikh Muhammad Shohib Marbaat.
11. Berputra Syeikh Alwi.
12. Berputra Syeikh Abdul Malik.
13. Berputra Syeikh Maulana Abdul Khan.
14. Berputra Syekh Maulana Ahmad atau Ahmad Syah jalal.
15. Berputra Syeikh Jamaludin Akbar Al husein.
16. Berputra Syeikh Barebat Zainul Alam.
17. Berputra Maulana Malik Ibrahim

Metode Dakwah 
Setelah berhasil menyimpulkan langakah yang apa tepat untuk melaksanakan di dalamnya menyiarkan Islam, maka beberapa metode dakwah pun dipraktekkan, antara lain: 
  1. Berjualan Keperluan Hidup Masyrakat Sehari-hari.
    Berjualan dan berdagangan bukanlah metode, tetapi sarana untuk melaksanakan metode yang paling tepat dengan berjualan yakni mengakrapi masyarakat. Dan Maulana Malik Ibrahim harus mendekati para masyarakat agar cepat mengenal banyak penduduk yang berada di situ. Malai dari nama orang, keluarganya, situasi sosial ekonomi, kondisi kehidupannya, hobi dan wataknya serta sifat-sifatnya, bahkan hal-hal yang agak pribadi pun diketauhinya. Dan Maulana Malik Ibrahim saat menolong atau membantu seseorang mengajak dan membimbing, menasihati maupun mengingatkan seseorang, melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar atau pun mengajak berdialog sampai berdebat sekalipun, adalah setelah mengetahui betul-betul kondisi seseorang. Karena itulah beliau mendirikan warung di desa tersebut dengan harga yang begitu relative muranya, karena Maulana Malik Ibrahim di sini menyiarkan Agama dan tidak mencari keuntungan.Dan banyak sekali pengunjungnya. Selain itu terkenal akan keramahannya, baik hati, budi pekerti, dapat dipercaya, suka menolong sesama manusia, dan sifat-sifat mulia yang lainnya yang memikat hati para masyarakat. Anggapan atau opini masyarakat terhadap beliaulah yang membantu cepatnya keberhasilan dakwah Islam, karena masyarakat banyak yang tertarik akan Agama Islam yang beliau bawa.
  2. Menjadi Tabib.
    Maulana Malik Ibrahim selain pandai dalam perdagangan, beliau juga pandai dalam masalah pengobatan macam-macam penyakit. Setiap orang yang berobat ke beliau, akhirnya bisa sembuh juga. Dan pada saat pengobatannya itu Maulana Malik Ibrahim mempunyai prinsip tidak memungut biaya. Dengan hal ini menjadikan Islam semakin terkenal ditengah-tengah masyarakat dan masyarakat yang terpencil. Dan yang masih menganut Agama Syiwa dan kejawen. Hal ini menyebabkan beliau terkenal dan tokoh kharismatik. Dan tidak ada yang merasa dendam, curiga akan kedatangannya, sehingga beliau menjadi tumpuan banyak harapan.
  3. Merakyat.
    Bukan dinamakan seorang Ulama’ dan mubaligh, siapa yang tidak pandai menyelami hati masyarakat yang menjadi objek dakwahnya. Beliau rajin mempelajari bahsa rakyat atau bahasa daerah sehingga dalam waktu yang tidak lama telah mahir dan dapat menguasai bahasa rakyat. Berkat taktik dan sikap yang dijalankan oleh beliau Agama Islam dapat menarik perhatian rakyat. Karena beliau pandai menyesuaikan diri. Dan beliau tidak memperbedakan antara islam dan falsafah Hindu-Syiwa, akan tetapi beliau menggunakan tutwuri handayani (mengikuti dari belakang sambil mempengaruhi). Dan dengan keramahan dan kerendah dirinya, banyak sekali masyarakat yang berbondong-bondong masuk islam.
  4. Ajaran Kasta Hindu menguntungkan dakwahnya Maulana Malik Ibrahim.
    Di dalam dakwahnya kepada rakyat jelita, Maulana Malik Ibrahi menjelaskan kepada mereka bahwa menurut ajaran Islam tidak ada perbedaan kelas. Orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang taqwa dan berbuat baik. Maka tidak ada perbedaan antara yang kaya dan yang miskin, antara orang yang berpangkat dengan rakyat kecil, antara bangsawan dengan rakyat jelata.
    Dalam Kasta Waisya dan Sudra tidak dapat menikmati hak-hak asasi manusia karena di pandang rendah. Terutama penduduk yang berada di Hindia pada tahun 1981, yang nasibnya masih menyedihkan sekali. Dan pada tahun akhir 1981, sangat mengejutkan sekali, karena hampir puluhan orang yang masuk Islam. Yang mana dia merasa di dalam Hindhu mereka dianggap hina. Dan akhirnya para pengikut Maulana Malik Ibrahim bisa menemukan jati diri dan mengangkat derajat mereka. Dengan demikian Islamlah yang mengangkat derajat mereka sama seperti manusia lain.
  5. Membangun Masjid Dan Pesantren Pertama di Jawa.
    Setelah para pengikut Islam semakin banyak, maka Maulana Malaik Ibrahim mendirikan sebuah Masjid, yang mana tidak diketahui ini masjid pertama atau bukan, tidak ada keterangan. Dan banyak sekali orang islam yang dari luar desa dengan bermaksud untuk mencari ilmu atau memperdalam Agama Islam, maka Maulana Malik Ibrahim mendirikan pesantren islam. Dan pesantren inilah yang pertama ada di Jawa. Dari pesantren inilah kemudian dilontarkan banyak para mubaligh yang akhirnya mereka menyiarkan Agama islam ke berbagai daerah.
  6. Ingin Mengislamkan Raja Majapahit.
    Maulana MalikIbrahim setelah beberapa tahun bermukin di leran dan sekitarnya, dapat mengetahui mendalam tentang adat isti adapt maupun sosial budaya. Masyarakat yang berada dibawah kekuasaan kerajaan Majapahit, yang dirasuki dengan kepatuhan dan ketundukan yang bersifat fiodalistis. Apalagi nabi Muhammad SAW. Menyebutkan bahwa rakyat itu mengikuti Agama yang dipeluk Rajanya. Dengan sabda nabi ini, Maulana MalikIbrahim semaki yakin Islam agar cepat tersebar apabila Raja Majapahit akan memeluk Islam. Dengan ide beliau, telah mengirimkan surat kepada Sultan Mahmud Syah Alam untuk dating ke Gresik dengan menikahkan putrinya dengan Raja Majapahit untuk bisa masuk Islam dengan cara pernikahan. Akan tetapi pada akhirnya Maulana Malik Ibrahim tidak berhasil untuk mengislamkan Raja Majapahit.
Wafat
Tahun wafatnya Maulana Malik Ibrahi tidak ada orang yang beda pendapat, yakni pada tahun 822 Hijriyah bertepatan dengan tahun 1419 Masehi. Namun untuk tanggal dan hari masih banyak sekali yang beda selisih. Sebagaimana yang tertulis dalam batu nisan makam Maulana Malik Ibrahim yaitu “Senin, 12 Rabi’ul Awwal tahun 822 Hijriyah” dan bertepatan tahun 1419 Masehi.

sumber: blog.uin-malang.ac.id; wikipedia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar