Jumat, 27 Maret 2015

Cerpen : Tuba Berbalas Susu #1



Di sebuah kota yang memiliki julukan “kota pelajar”,  terdapatlah sekolah SMA yang menjadi dambaan setiap siswa di kota tersebut. Betapa tidak, sekolah tersebut termasuk dalam sepuluh besar SMA terbaik nasional karena memiliki segudang prestasi akademik maupun non akademik. Untuk masuk sekolah tersebut, siswa harus melakukan berbagai tahapan tes yang sulit sehingga yang masuk adalah siswa yang benar-benar terbaik. Selain itu, mayoritas yang bersekolah di sekolah tersebut adalah anak-anak orang kaya. Meskipun ada juga siswa yang berasal dari keluarga yang kurang beruntung, seperti Arian.


Arian adalah salah satu dari minoritas siswa yang beruntung bisa masuk ke sekolah tersebut. Arian bukan anak orang kaya karena orang tuanya hanyalah bekerja sebagai buruh tidak tetap. Arian juga bukan anak yang pandai. Arian dikenal sebagai sosok yang pendiam, pemalu dan tertutup. Tak heran banyak teman-temannya yang tidak akrab dengannya. Bahkan ada juga yang menjauhi Arian kerena mereka menganggap bahwa Arian adalah anak buruh dan dianggap bodoh. Hal ini semakin membuat Arian seolah menjaga jarak dengan teman-temannya yang kaya. Meskipun dalam hati kecilnya sangat berkeinginan dan berharap untuk sekedar dianggap sebagai teman.
***
Hari itu adalah ulang tahun Arian. Ia ingin berbagi kebahagiaan dengan teman-temannya dengan cara mentraktir makan di restoran.
“Teman-teman, hari ini adalah ulang tahunku. Aku ingin berbagi kebahagiaan dengan kalian. Untuk itu, nanti sepulang sekolah aku akan traktir kalian di Restoran Enak.“ Kata Arian kepada teman-temannya.
“Emangnya kamu punya uang?” Kata Roni dengan nada mengejek.
Ya, Roni adalah anak paling kaya di kelasnya. Ia adalah anak seorang pengusaha supermarket terkemuka di kota tersebut. Selain itu, Ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi di bidang olimpiade. Ia sangat pandai. Namun Ia kurang dermawan dan selalu pilih-pilih teman dalam bergaul.
“Punya kok, Ron. Nanti kamu bisa kan? Sepulang sekolah ya.” Ajak Arian kepada Roni.
“Okelah.” Terima Roni.
***
Tibalah Arian dan teman-teman sekelasnya di Restoran Enak. Mereka diberi kebebasan oleh Arian untuk memilih menu makanan sesuai dengan keinginnya. Tak tanggung-tanggung, mereka memesan menu makanan paling favorit dan mahal di restoran tersebut. 
“Aku mau pesan steak... aku seafood... aku juga seafood...” Saut teman-teman Arian memesan makanan.
Memang tak sedikit uang yang harus dikeluarkan Arian untuk membayar pesanan teman-temannya tersebut. Namun, Arian merasa senang karena teman-temannya merasa senang. Sungguh amat baik hati Arian.
“Makasih ya Arian... sering-sering kayak gini ya. Hehe.” Ucap Faniya
“Makasih ya, selamat ulang tahuan Arian... “ Ucap teman-temannya yang lain, termasuk Roni.
Arian memang sudah mempersiapkan hari ini. Ia sudah menabung sejak tiga bulan yang lalu demi berbagi kebahagiaan dengan teman-temannya. Dengan harapan Ia dapat diterima dan dianggap teman-temannya.

Bersambung...





Tidak ada komentar:

Posting Komentar