Islam adalah agama yang memiliki lebih dari satu seperempat
miliar
orang pengikut di seluruh dunia. Hal ini menjadikan Islam sebagai agama
terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya
kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan
meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad
adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Di Indonesia, Islam adalah
mayoritas penduduknya. Dan Islam di Indonesia merupakan mayoritas terbesar ummat Muslim di dunia. Ada sekitar 85,2%
atau 199.959.285 jiwa dari total 234.693.997 jiwa penduduk. Walau Islam menjadi
mayoritas, namun Indonesia bukanlah negara yang berasaskan Islam. Hal ini karena ndonesia
adalah negara demokrasi dengan berbagai keanekaragaman suku, bangsa, ras, dan
agama.
Islam mulai masuk di Indonesia sekitar abad 13 masehi. Namun ada
juga yang berpendapat bahwa Islam masuk di Indonesia ketika Nabi Muhammad masih
hidup. Di luar dari “membenarkan dan menyalahkan” pendapat mengenai masuknya
Islam di Indonesia, Islam dapat dengan
mudah masuk di hati masyarakat Indonesia karena ajarannya yang simpel dan mudah.
Selain itu juga tak lepas dari perjuangan juru dakwah mulia, yaitu wali
sembilan; wali songo (jawa). Para wali menyebarkan Islam dengan cara mereka
sendiri-sendiri. Mereka mengetahui kultur dan latar belakang masyarakat
Indonesia, sehingga mereka mengetahui cara yang pas untuk berdakwah. Ada yang
berdakwah dengan wayang, ada yang dengan gamelan, ada yang dengan tembang,
syair, pujian-pujian, dan lain-lain. Oleh karena itu, Islam sangat mudah
diterima sehingga Islam dapat menjadi mayoritas di Indonesia sampai saat ini.
Meskipun Islam, Islam terbagi menjadi beberapa golongan
termasuk di Indonesia. Tak heran, karena hal ini sudah dikatakan Nabi sejak
lama bahwa kelak Islam akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan dan yang
akan masuk surga adalah golongan ahlussunnah wal jama’ah. Begitulah kurang
lebih arti dari perkataan Nabi. Bahkan saat ini mungkin sudah lebih dari tujuh
puluh tiga golongan karena di Indonesia saja sudah bermacam-macam kelompok
Islam. Apalagi di dunia.
Perkataan Nabi tentang banyaknya golongan Islam dan hanya
satu golongan yang diterima itu menandakan bahwa tidak semua Islam itu seratus
persen “benar”. Tidak semua label “Islam” itu Islam yang Islam. Ada yang
sukanya membuat bom dan berjihad yang katanya kalau mati bisa masuk surga. Padahal
mereka membunuh manusia bahkan membunuh orang islam sendiri. Ada juga yang mengaku
ahlussunah tetapi suka kekerasan. Ada juga yang suka memvonis dan mengkafirkan
kelompok yang berbeda dengannya. Ada juga yang masih memegang teguh Islam
tradisional dengan berbagai ritual hasil akulturasinya. Dan masih banyak lagi. Dari
sekian perbedaan tersebut, manakah Islam yang dikatakan Nabi yang “nomor satu”?
Adakah dari mereka yang tahu? Oleh karena itu, mari kita kaji bersama.
Perlu kita ingat bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin. Apakah
rahmatan lil ‘alamin itu? Rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama
yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk
hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Jika membunuh orang tak
bersalah bahkan dari orang islam sendiri apakah itu dinamakan rahmat bagi
seluruh alam?
Terus, apabila islam melakukan kekerasan, apakah itu bentuk
rahmat? Oke sebentar. Memang benar bahwa meskipun Islam itu damai tapi apabila “dipukul”
lebih dulu, Islam boleh melawan. Tetapi perlu diingat bahwa Nabi telah
mengajarkan sesuatu. Yaitu, ketika Nabi dihina, ketika Nabi dimusuhi, ketika
Nabi dilempari kotoran, bahkan ketika Nabi diancam akan dibunuh, Nabi tidak
membalas mereka. Akan tetapi Nabi memberikan teladan yang sangat mulia, yaitu
Nabi membalas mereka dengan akhlak yang baik. Jadi, benarkah kekerasan dibenarkan?
Mari kita renungkan.
Selanjutnya, Islam yang mengkafirkan saudaranya sendiri. Berarti
golongan ini menganggap bahwa merekalah yang paling benar. Berarti mereka sudah
“memesan” surga ya? Sehingga tahu bahwa golongan di luar kelompok mereka itu
tidak benar, kafir dan akan masuk neraka. Ingatkah firman atau hadist yang
mengatakan bahwa belum tentu yang kita anggap baik itu baik menurut Tuhan dan
belum tentu apa yang kita buruk, buruk menurut Tuhan. Secara tidak langsung
mereka telah mendahului Tuhan. Jadi, tidak ada yang tahu kebaikan hakikinya
Tuhan. Manusia hanya dapat berusaha untuk “baik” dan tidak berhak untuk
menghakimi apa yang menjadi hak Tuhan. Mari kita renungkan lagi.
Next, Islam yang masih memegang teguh tradisinya. Islam yang
ini sering dianggap Islam yang kuno karena masih senang menjalakan amalan yang
dianggap “tradisional”. Mungkin karena saking tradisionalnya, golongan ini
orang-orangnya penurut. Mereka “sendika dhawuh”. Sehingga tidak mungkin ada dari
mereka yang melakukan kekerasan bahkan menyalahkan golongan yang lain. Islam
yang ini juga merupakan sasaran golongan Islam yang suka mengkafirkan. Golongan
inilah yang sering dianggap melakukan bid’ah bahkan musyrik. Padahal, perlu
diingat bahwa dahulu para walilah yang mengajarkan itu sebagai sarana untuk
mempermudah masuknya Islam di hati masyarakat Indonesia. Kedudukan dan
kemuliaan wali itu lebih tinggi dari orang Islam rata-rata. Wali adalah orang
yang dipilih Tuhan. Wali lebih tahu Islam yang seperti apa yang cocok untuk
suatu kultur masyarakat. Orang arab ya cocoknya Islam Arab. Orang Jawa ya Islam
Jawa. Dan lain sebagainya. Jadi, ajaran Islamnya diambil, tetapi budayanya
menyesuaikan kultur masyarakatnya. Mari kita renungkan.
Sekali lagi. Islam yang hakiki adalah Islam yang rahmatan lil
‘alamin. Mari kita renungkan.
Penulis : Muh Rafif Naufal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar