Sabtu, 06 Desember 2014

Bhineka Tunggal Ika dalam Hakikat

Indonesia. Bangsa yang termasuk dalam lima besar dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Bangsa yang terkenal sebagai bangsa yang majemuk dan heterogen. Bangsa yang mempunyai beraneka ragam suku bangsa, budaya, agama, dan adat istiadat (tradisi). Bangsa yang mempunyai semboyan "Bhineka Tunggal Ika" yang mempunyai makna berbeda-beda tetapi tetap satu juga.

Keberagaman Indonesia bagaikan dua sisi mata uang. Sisi pertama, dapat menciptakan integrasi nasional sehingga membuat bangsa menjadi kuat dan hebat. Namun, sisi yang lain, akan dapat membuat konsolidasi di dalam suatu kelompok semakin kuat sehingga melemahkan integrasi dan mengakibatkan rawan terjadinya konflik.


Bicara tentang konflik. Akhir-akhir ini Indonesia disibukkan dengan konflik antar agama, diskriminasi terhadap agama tertentu, propaganda paham-paham radikal, dll yang berkaitan dengan agama. Setiap dari mereka (yang berkonflik) beranggapan bahwa agama dan pahamnya adalah yang paling benar. Berawal dari saling ejek, berakhir dengan konflik fisik. Bahkan sampai menimbulkan korban materi dan jiwa. Mengapa hal demikian masih terjadi? Padahal Indonesia adalah negara yang plural; termasuk agamanya. Indonesia mengakui adanya enam agama; Islam, Kristen, Katholik, Buddha, Hindu, dan Kong Hu Chu. Hal tersebut sudah jelas tertulis dalam undang-undang.  Kemudian apabila diperhatikan dengan baik, tidak ada ajaran agama yang ada di dunia ini yang mengajarkan kejelekan. Semuanya mengajarkan kebaikan, termasuk agama yang ada di Indonesia. Kalau begitu, dimana wujud pengamalan bhineka tunggal ikanya? Apakah itu hanyalah sebuah simbol dan semboyan semata?

Kita tahu bahwa Tuhan menciptakan makhluknya tidak ada yang sama identik; semua berbeda. Tuhan menciptakan ayam dengan banyak macam-macamnya, kambing banyak macam-macamnya, termasuk manusia juga banyak macam-macamnya. Ada orang Jawa, Sunda, Batak, Madura, dll. Itu semua adalah karya Tuhan.

Seorang ahli filsafat pernah mengatakan bahwa Bhineka itu karya Tuhan. Tunggal dan Ikanya adalah tugas manusia. Setelah Tuhan menciptakan Bhineka, selanjutnya manusia ditugaskan untuk me-nunggal-kan yang ika. Itulah hakikat makna Bhineka Tunggal Ika.
Dengan demikian, apabila Bhineka Tunggal Ika dapat diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, segala bentuk konflik yang diakibatkan perbedaan tidak akan terjadi. Yang ada adalah se makin kuatnya persatuan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar