Tasawuf
merupakan ilmu halus yang sangat tinggi dan tidak bisa dengan mudah
dipelajari. Tasawuf bukan ilmu hapalan yang dipelajari dengan otak akan
tetapi merupakan ilmu praktek dan merupakan teknologi Al-Qur’an yang
Maha Dahsyat. Hasil pengamalan tasawuf akan melahirkan manusia-manusia
berkualitas tinggi, tidak pernah lepas sedetikpun hubungan dengan Allah
sebagai sumber kebaikan. Salah satu tujuan Allah mengutus para nabi
adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Para nabi bukan sekedar menyampaikan firman Allah, akan tetapi juga berfungsi sebagai pembawa
wasilah (wasilah carrier) sebagai media penyambung antara manusia dengan
Tuhan. Nabi adalah teknolog Al Qur’an yang mengerti bagaimana
menyalurkan power maha dahsyat menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat
untuk manusia. Kemampuan nabi Musa membelah laut, kehebatan Nabi Isa
menghidupkan orang mati dan menyembuhkan segala jenis penyakit dan
kehebatan Nabi Muhammad SAW membelah bulan bukan terjadi dengan serta
merta. Mereka diajarkan oleh Allah teknologi Maha Dahsyat, teknologi
metafisika dan siapapun menggunakan teknologi yang sama maka hasilnya
pasti akan sama.
Kamis, 21 Agustus 2014
Tasawuf : Jalan Menuju Tuhan
“Jika ia mencintai batu maka ia
adalah batu. jika ia mencintai manusia maka ia adalah manusia. Jika ia
mencintai Tuhan, maka aku tidak bisa menjawab. Aku khawatir jika aku
menjawabnya kalian akan melempariku dengan batu“. Demikian gambaran
bagaimana rahasia dan tingginya ajaran tasawuf hingga tidak jalan lain
bagi penganut tasawuf jika membuka ajaran tersebut di muka publik
kecuali dimusuhi dengan umat yang tidak mengetahui dan mengenal tasawuf.
Sebenarnya kemunculan tasawuf sejalan dengan tabligh Nabi Muhammad
saw kepada manusia di Arab. Namun ajaran tasawuf ini diajarkan Nabi
Muhammad khusus kepada beberapa sahabatnya yang memiliki tingkat
spiritual yang lebih tinggi dibandingkan dengan sahabat lainnya, seperti
Ali kwh, dan sebagainya. Tidak semua sahabat beliau yang diajarkan
tentang ajaran tasawuf ini, mengapa? jawabnya adalah bukankah nabi Musa
as sebagai simbol eksoteris tidak dapat mengikuti “alur pikir” Khidr,
simbol pembawa pesan esoteris. Demikian juga dengan para sahabat nabi,
tidak semua dapat menjangkau ketinggian ajaran ini. Mungkin ini adalah
salah satu alasan mengapa ajaran tasawuf belum banyak diketahui saat
itu.
Ada beberapa riwayat yang menunjukkan bahwa tradisi tasawuf ini sudah ada sejak Nabi saw hidup, misalnya:
Ada beberapa riwayat yang menunjukkan bahwa tradisi tasawuf ini sudah ada sejak Nabi saw hidup, misalnya:
- Nabi Muhammad: Aku adalah orang ‘Arab dengan tanpa huruf ‘ayn (rab), dan Ahmad dengan tanpa huruf mim (ahad). Barang siapa yang yang telah melihatku, maka ia telah melihat Haqq.
- Dalam suatu riwayat dikisahkan suatu ketika Aisyah memasuki kamarnya. Nabi yang waktu itu di dalam, bertanya: “Siapa kau?”. “Putri Abu Bakar”, jawabnya. “Siapa Abu Bakar?” tanya beliau. Saat itu barulah Aisyah menyadari bahwa Nabi sedang dalam keadaan yang berbeda.
- Nabi Muhammad: Seandainya Abu Dzar mengetahui apa yang tersembunyi di hati Salman, maka dia pasti bakal membunuhnya.
Senin, 04 Agustus 2014
Apa itu Syariat, Tarekat, Hakikat, Makrifat?
Secara singkat, Syariat, Tarekat, Hakikat, Makrifat adalah sebagai berikut:
- Syariat (Islam) adalah hukum dan aturan (Islam) yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat (Islam) juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian penganut Islam, syariat (Islam) merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini.
- Tarekat berasal dari kata ‘thariqah’ yang artinya ‘jalan’. Jalan yang dimaksud di sini adalah jalan untuk menjadi orang bertaqwa, menjadi orang yang diredhoi Allah s.w.t. Secara praktisnya tarekat adalah kumpulan amalan-amalan lahir dan batin yang bertujuan untuk membawa seseorang untuk menjadi orang bertaqwa.Ada 2 macam tarekat yaitu tarekat wajib dan tarekat sunat.
Mandi Besar, Mandi Junub dan Mandi Sunnah
Kehidupan
sehari-hari kita sering mendengar istilah mandi besar, atau mandi junub.
Istilah ini berkembang begitu saja dalam masyarakat kita, sehingga pemahaman
kita tentang mandi besar dan mandi junub bersifat taken for granted (gethok
tular). Artinya pengetahuan kita mengenai mandi besar hanya sepotong-sepotong
sesuai informasi yang masuk kepada telinga kita, itupun bersifat informatife
belaka, bisa dari teman, orang tua atau juga tetangga.
Mandi besar dalam masyarakat kita menjadi lawan dari mandi biasa. Artinya mandi keseharian yang biasa dilakukan untuk membersihkan dan menyegarkan badan. Sedangkan mandi besar merujuk pada mandi wajib yang dilakukan untuk menghilangkan hadats besar karena bersetubuh atau keluar mani. Kedua hal inilah yang dalam istilah fiqih disebut al-jinabat. Dinamakan jinabat karena keduanya baik bersetbuh ataupun keuar mani menghalangi seseorang untuk melaksanakan ibadah (sholat, thowaf baca al-qur’an) atau dalam keterangan al-Munawi dinamakan jinabat karena jauh dari suci dan hanya bisa kembali suci setelah mandi.
Mandi besar dalam masyarakat kita menjadi lawan dari mandi biasa. Artinya mandi keseharian yang biasa dilakukan untuk membersihkan dan menyegarkan badan. Sedangkan mandi besar merujuk pada mandi wajib yang dilakukan untuk menghilangkan hadats besar karena bersetubuh atau keluar mani. Kedua hal inilah yang dalam istilah fiqih disebut al-jinabat. Dinamakan jinabat karena keduanya baik bersetbuh ataupun keuar mani menghalangi seseorang untuk melaksanakan ibadah (sholat, thowaf baca al-qur’an) atau dalam keterangan al-Munawi dinamakan jinabat karena jauh dari suci dan hanya bisa kembali suci setelah mandi.
Lebaran Ketupat dan Tradisi Masyarakat Jawa
Idul Fitri merupakan momentum
suci nan agung, Umat Islam di seluruh penjuru tanah air tentunya memiliki cara
tersendiri untuk menyambut datangnya hari kemenangan tersebut, begitupun
masyarakat Jawa yang terbiasa melaksanakan Lebaran ketupat, yang kerap dianggap
sebagai pelengkap hari kemenangan.
Masyarakat Jawa umumnya mengenal dua kali
pelaksanaan Lebaran, yaitu Idul Fitri dan Lebaran ketupat. Idul Fitri
dilaksanakan tepat pada tanggal 1 Syawal, sedangkan Lebaran ketupat adalah satu
minggu setelahnya (8 Syawal). Tradisi Lebaran ketupat diselenggarakan pada hari
ke delapan bulan Syawal setelah menyelesaikan puasa Syawal selama 6 hari. Hal
ini berdasarkan sunnah Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umat Islam untuk
berpuasa sunnah 6 Hari di bulan Syawal.
Dalam sejarahnya, Lebaran ketupat pertama kali
diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga, saat itu, beliau memperkenalkan dua istilah Bakda kepada
masyarakat Jawa, Bakda Lebaran
dan Bakda Kupat. Bakda Lebaran
dipahami dengan prosesi pelaksanaan shalat Ied satu Syawal hingga tradisi
saling kunjung dan memaafkan sesama muslim, sedangkan Bakda Kupat
dimulai seminggu sesudah Lebaran. Pada hari itu, masyarakat muslim Jawa umumnya
membuat ketupat, yaitu jenis makanan yang dibuat dari beras yang dimasukkan ke
dalam anyaman daun kelapa (janur) yang dibuat berbentuk kantong, kemudian
dimasak.. Setelah masak, ketupat tersebut diantarkan ke kerabat terdekat dan
kepada mereka yang lebih tua, sebagai simbol kebersamaan dan lambang kasih
sayang.
Langganan:
Postingan (Atom)