Senin, 06 Januari 2014

Kisah KH. Hasyim Asy’ari Tentang Muhammadiyah



1. KH. Ahmad Dahlan (Yogyakarta, 1868-1923)
Beliaulah Muhammad Darwis bin Abu Bakar bin Muhammad Sulaiman bin Murtadha bin Ilyas bin Demang Djurung Djuru Kapindo bin Demang Djurung Djuru Sapisan bin Sulaiman (Ki Ageng Gribig) bin Muhammad Fadhlullah (Prapen) bin Maulana ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri).
Muhammadiyyah lahir 18 November 1912/8 Dzullhijjah 1330, dengan pondasi ayat: “Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran ayat 104).
2. KH. Hasyim Asy’ari (Jombang, 1875-1947)
Beliaulah Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin Abu Sarwan bin Abdul Wahid bin Abdul Halim bin Abdurrahman (Pangeran Samhud Bagda) bin Abdul Halim (Pangeran Benawa) bin Abdurrahman (Jaka Tingkir) bin Maulana ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri).
Nahdlatul Ulama lahir 31 Januari 1926/16 Rajab 1344, dengan pondasi ayat: “Dan berpeganglah kalian kepada tali (agama) Allah, dan janganlah bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kalian dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kau karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kau telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkanmu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu agar kalian mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imran ayat 103).

Waswas Ketika Takbiratul Ihram


سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Sering kita menemui sebagian orang ketika hendak mengerjakan shalat terkena penyakit yang namanya waswas, misalnya saat sedang berwudlu' hendak melaksanakan shalat, saat mengangkat tangan dalam takbiratul ihram, atau saat selesai buang air kecil maupun besar merasa kurang bersih dan ragu akan kesucian pakaian yang sedang dipakai. Semua itu diakibatkan penyakit wawas yang sedang mengidap pada diri seseorang.Waswas adalah penyakit yang diderita seseorang akibat ketidaktahuan atau kurang mengerti tentang hukum syari'at Islam. Waswas merupakan salah satu godaan dari setan yang disematkan pada diri seseorang sehingga kondisi orang tersebut menjadi ragu-ragu dalam melaksanakan ibadah, dalam hal ini waswas menyerang orang yang sedang takbiratul ihram. Dalam Kitab Tuhfatul Habib dijelaskan,

وَالْوَسْوَسَةُ عِنْدَ تَكْبِيرَةِ الْإِحْرَامِ مِنْ تَلَاعُبِ الشَّيْطَان
Waswas saat Takbiratul Ihram adalah bagian dari godaan setan.

Sehingga seseorang yang waswas saat takbiratul ihram mengulang-ulang takbirnya, ia melakukan takbir pertama lalu ragu, takbir kedua lagi lalu ragu, takbir ketiga juga masih ragu, hingga takbir terakhir baru ia bisa menenangkan hati dan niat takbiratul ihram.

Najis di Musim Penghujan


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ 


Musim pengujan datang lagi. Hujan turun setiap saat tak terikira. Genangan air ada di mana-mana. Di jalan di rumah dan di sekitar. Selokan dan berbagai jenis saluran air meluap tak mampu membendung datangnya hujan. Maka bercampurlah antara air hujan yang suci mengandung rahmat dengan air comberan yang kotor dan tidak jelas asal usulnya. Tidak mungkin untuk memisahkan keduanya.


Demikianlah realita di sekitar kita, najis menyebar bersama air hujan ke mana-mana. Lantas bagaimana kita harus bersikap mengingat kesucian badan dan pakaian adalah sayarat mutlaq dalam shalat? perlu diketahui bahwa ada beberapa najis yang dimaafkan, karena sulit dihilangkan ataupun dihindari.  Sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab Al-Wajiz (Syarhul Kabir) karya Imam Al-Ghazali.