بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Alkisah, seseorang berkebangsaan Arab berkunjung ke Pesantren
Kedemangan, Bangkalan, Jawa Timur. Masyarakat Madura menyebutnya habib.
Kala itu, Syaikhona KH Muhammad Kholil sedang memimpin jamaah sembahyang
maghrib bersama para santrinya.
Usai menunaikan shalat, Mbah Kholil pun menemui para tamunya,
termasuk orang Arab ini. Dalam pembicaraan, tamu barunya ini
menyampaikan sebuah teguran, “Tuan, bacaan al-Fatihah Antum (Anda)
kurang fasih.” Rupanya, sebagai orang Arab, ia merasa berwenang
mengoreksi bacaan shalat Mbah Kholil.
Setelah berbasa-basi sejenak, Mbah Kholil mempersilakan tamu Arab itu
mengambil wudhu untuk melaksanakan sembahyang maghrib. “Silakan ambil
wudhu di sana,” ucapnya sambil menunjuk arah tempat wudhu di sebelah
masjid.